loading...
loading...

Jempol dua untuk pak dhe Jokowi rasanya kurang, betapa tidak kembali dia menunjukan keperkasaannya kepada masyarakat dunia, ya dunia karena bukan hanya bangsa Indonesia yang seharusnya bangga, bangsa lain di duniapun menjadi terinspirasi karenanya. Betapa tidak Freeport tambang emas yang kaya di bumi Papua yang sudah puluhan tahun bercokol dan menguras kekayaan di Indonesia dan ternyata Indonesia hanya punya saham dibawah 10%. Kemarin seluruh bangsa dimuka bumi menyaksikan bagaimana takluknya Freeport dengan menyerahkan 51% sahamnya untuk Indonesia. Bayangkan dua Jendral yang pernah berkuasa saja tidak bisa dan tidak ada daya melakukannya, lha ini si kurus tukang kayu yang sederhana yang seringkali dihina dan dicerca justru menunjukan bahwa dia lebih kuat dari siapapun pemimpin di negeri ini. Saat satria berkuda yang suka teriak-teriak bahwa pemerintahan ini antek asing malah minta pemerintah untuk menghargai pihak Amerika, pret namanya itu, Jokowi menunjukan keperkasaanya siapa tuannya di negeri ini. Jokowi tidak bisa diatur-atur maaf-maaf saja dia juga bukan orang yang baperan, dia tunjukan dengan tegas siapa bos di negeri ini.
Skenario dan narasi partai oposisi si kampret dan si onta itu, maaf biarkan saya menggunakan istilah ini walaupun sudah dikritik oleh si ustad medsos yang pernah dapat poligami award itu, maaf Aa karena anda diam saja saat ada orang tua bilang partai Allah dan partai Setan, coba anda kritik orang tua ini maka saya angkat topi buat kamunya, heu heu heu heu. Jadi sori baelah saya tetap pakai istilah kampret dan onta. Balik ke narasi yang digaungkan oleh kampreters dan ontaers tadi yang ingin mencitrakan bahwa pemerintahan Jokowi adalah antek asing, mohon maaf sekarang sudah gagal total, sejarah mencatat hari ini asing sudah takluk. Narasi itu sudah basi, dan saya yakin sebentar lagi akan dibuat narasi baru untuk menghancurkan citra Jokowi, pasti narasinya gak bakalan jauh dari penggunaan agama dan ayat-ayatnya.
Walaupun sudah ada penandatangan memorandum tetapi kaum oposisi nyinyir tanpa prestasi itu tetap saja menyuarakan hal yang negatif, tetapi gak usah kagetlah hal ini sudah diprediksi juga kok, karena bagi mereka hal yang dilakukan Jokowi selalu salah. Karena mereka miskin prestasi dan tidak ada kontribusinya bagi negeri ini. Sudah rahasia umum bahwa gebrakan yang dilakukan Jokowi itu menyakitkan bagi para mafia keturunan orde baru dan tentu saja pemodal besar yang korup. Dimulai dari dihancurkannya Petral , perusahaan tidak jelas anak Pertamina, dari sini saja sudah banyak tikus-tikus yang kehilangan bagiannya, mereka tentu saja menjadi dendam kepada Jokowi, tidaklah sulit menerka siapa meeeka ini.
Langkah Jokowi selanjutnya yaitu merebut kembali Freeport tentu lebih sulit dan tidak semudah membalikan telapak kaki, e lho kok telapak kaki, ya kalau membalik telapak tangan sih gampang coba deh membalikan telapak kaki susah banget kan. Tentu saja tidak mudah merebut Freeport kalau merebut kenangan sih gampang, tapi tenang saja ada Jonan si keras kepala itu yang loyalitasnya kepada Jokowi tidak perlu dipertanyakan lagi. Hasilnya semua orang lihat sendiri 51% bisa dikuasai oleh kita, melihat kenyatan ini sudah bisa ditebak kaum oposisi gak bermutu dan ormas terlarang HTI dan partai yang memimpikan khilafah sudah pasti membuat isu negatif. Sudah diterka, langsung saja muncul isu negatif dari kelompok itu, mulai dari isu bahwa 51% itu belum deal malah ada isu tentang hutang yang dipakai untuk membeli sahamnya. Tanggapan Jokowi? Ya seperti biasa Jokowi tidak perdulilah, yang penting kerja dan kerja dan tidak terprovokasi oleh isu yang kontra produktif.
Sulit rasanya bangsa ini mau maju jika komponen bangsa ini sudah digerogoti oleh kaum opportunis dan opposisi tak bermutu, oposisi ynag tidak bermanfaat malah menjelekan bangsa sendiri, tapi mau bagaimana lagi mereka ada dan masih bercokol di bumi Indonesia tercinta ini, salah satu jalan supaya mereka sadar adalah dengan jangan memilih mereka lagi saat Pemilu nanti, perhatikan siapa saja yang suka nyinyir, dari partai mana, jangan pilih mereka lagi.
Terus bekerja bersama Jokowi adalah pilihan yang rasional tentu saja kita pun harus siap mengkritik dan memantau pemerintahan Jokowi jika melenceng dari Nawacita dan hanya melakukan pencitraan saja. Buktikan bahwa kita pun siap kerja dan kerja dan kerja.
#2019TetapJokowi
loading...
0 Response to "Freeport Sudah Direbut Jokowi, Oposisi Masih Nyinyir Juga?"
Posting Komentar